Khazanah mushaf Al-Qur’an kuno Indonesia – atau dengan kata lain
“Nusantara”, dengan pengertian geografis dan budaya yang lebih luas – cukup
banyak, baik dalam koleksi di Indonesia sendiri maupun di luar negeri. Dapat
diperkirakan bahwa mushaf merupakan naskah yang paling banyak disalin oleh
masyarakat kita, sejak zaman dahulu. Di samping itu, mushaf Al-Qur’an
memperoleh perhatian istimewa karena banyak dihias dengan beragam corak hiasan.
Dari berbagai usaha penelusuran
keberadaan mushaf kuno, diketahui
bahwa di Indonesia sekurang-kurangnya terdapat 455 naskah, dan dalam koleksi
berbagai lembaga di luar negeri sekurang-kurangnya terdapat 203 naskah.
Semuanya berjumlah 658 naskah mushaf. Tentu saja angka ini bersifat sementara, dan masih banyak koleksi mushaf yang belum terdaftar.
Penyalinan Al-Qur'an di Nusantara telah
dimulai sejak akhir abad ke-13, ketika Pasai secara resmi merupakan kerajaan
Islam. Hal ini
disinggung dalam catatan perjalanan Ibnu Batutah ke Aceh pada masa Sultan Malik
az-Zahir. Meskipun demikian, naskah mushaf tertua yang diketahui hingga kini disalin sebelum tahun 1606, dengan kolofon berbahasa Jawa, yang saat ini dalam koleksi
Belanda.
|
Mushaf Al-Qur’an koleksi Bayt Al-Qur’an &
Museum Istiqlal, Jakarta.
|