Kamis, 27 September 2012

Mushaf Keraton Yogyakarta

Mushaf Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat: 
Melestarikan Tradisi Penyalinan Qur'an

Untuk melestarikan tradisi penyalian Qur’an di istana, Keraton Yogyakarta pada tahun 2011 menerbitkan “Mushaf Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat” yang ditandatangani resmi oleh Sultan Hamengkubuwono X tertanggal 20 Mei 2011. Dapat dikatakan bahwa Keraton Kesultanan Yogyakarta dalam hal ini merupakan perintis, karena kesultanan lain tampaknya belum ada yang mengawali untuk meneruskan kembali tradisi penyalinan Qur’an di istana. Kaligrafi teks ayat dimodifikasi dari Mushaf Madinah karya Usman Taha. Mushaf ini dicetak oleh Lembaga Percetakan Al-Qur'an (LPQ), Kementerian Agama RI. 
 Iluminasi awal mushaf: Surah al-Fatihah dan awal Surah al-Baqarah.

Qur'an Pusaka Keraton Yogyakarta

"Kanjeng Kiai Qur’an": Mushaf Pusaka Keraton Yogyakarta

Salah satu Qur’an indah dari kesultanan Nusantara adalah “Kanjeng Kiai Qur’an”, salah satu pusaka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Gambar 1). Qur’an ini berukuran 40 x 28 cm, tebal 575 halaman, saat ini disimpan di Perpustakaan Widya Budaya, di lingkungan Keraton Yogyakarta. Naskah Qur’an ini sangat istimewa, karena setiap halaman beriluminasi nan indah. Iluminasi lebih istimewa terdapat di bagian awal, tengah dan akhir Qur’an. “Kanjeng Kiai Qur’an” pada awalnya adalah milik Kanjeng Gusti Raden Ayu Sekar Kedhaton, putri Sultan Hamengkubuwana II (1772-1828), yang diajari mengaji oleh gurunya, Haji Mahmud, seorang abdi dalem.
Gambar 1. Halaman iluminasi awal “Kanjeng Kiai Qur’an”, 
koleksi Museum Keraton Yogyakarta. [Foto: LPQ].

Selasa, 25 September 2012

Resensi Buku - Ragam hias Qur'an Melayu

Resensi Buku

Dzul Haimi Md. Zain et al., Ragam Hias al-Qur’an di Alam Melayu, Kuala Lumpur: Utusan Publications, 2007, xxxii + 114 halaman.

DAPAT dikatakan, buku ini merupakan perintis awal kajian seni hias mushaf (iluminasi) Al-Qur'an di Nusantara. Setelah lama tertunda, hasil penelitian ini akhirnya terbit, dalam edisi yang cukup mewah. Berbagai keprihatinan penulis, baik mengenai langkanya kajian mengenai seni hias Melayu, liku-liku selama penelitian, maupun penerbitan buku ini yang tertunda, diungkapkan penulis dalam pengantar buku ini, berjudul “Mengharung Liku Tantangan” (hlm. xiii).

Istanbul dalam foto

Istanbul dalam foto

Catatan perjalanan kali ini bukan berupa catatan tertulis, tetapi berupa foto. Orang bilang, foto dapat berbicara lebih banyak daripada seribu kata-kata.
Museum Aya Sofia. Sebelumnya merupakan gereja, lalu masjid.

Foto dalam beberapa album ini dibuat di sela-sela perjalanan penelitian tentang pengaruh Qur'an Turki Usmani di Asia Tenggara, atas dukungan British Institute at Ankara (BIAA) - British Academy. Mohon maaf kebanyakan foto belum diberi keterangan. Saya mengucapkan terima kasih kepada Dr Andrew Peacock dan Dr Annabel Teh Gallop, pimpinan proyek "Islam, Trade, and Politics across the Indian Ocean" <http://www.ottomansoutheastasia.org/> yang memberi jalan buat saya menuju kota tua itu. 
Karena alasan kemudahan pemuatan, foto-foto itu saya muat di jaringan facebook, dalam 16 album. Semoga ada manfaatnya. 

Senin, 17 September 2012

Qur'an cetakan Singapura

Qur'an cetakan Singapura, 1868

Qur’an cetakan Singapura ini selesai disalin pada 1 Syawal 1284 H (26 Januari 1868). Mushaf ini terdapat di sebuah toko benda antik di kawasan Ciputat, Tangerang, Jawa Barat (2011). Kolofon di akhir mushaf berbunyi:

Qad tammat hāzihi [sic!] al-Qur’ān al-‘azīm fī 1 min syahri Syawwāl hijrat an-Nabī salla Allāhu ‘alaihi wa sallam sanat 1284 ‘alā yadi al-faqīr ad-da‘īf ilā maulāhu al-ganiyy Haj Muhammad bin al-marhūm Sulaimān Sumbāwī ma‘a sāhib al-Qur’ān asy-Syaikh Muhammad ‘Alī bin Mustafā ... Jawa Purbalingga qaryat makan c-h-y-a-n tubi‘a fi Bandar Singapura qudum Masjid Sultān ‘Alī bin Maulānā as-Sultān Husain Iskandar gafara Allāhu lahum al-khatā’ wa an-nisyān wa li-wālidaihim wa li-jamī‘i al-muslimīn. Āmīn yā Rabb al-‘ālamīn, la‘alla ... al-Qur’ān fa-yazīdukum man qara’ahā, tammat, wallāhu a‘lam bi as-sawāb.

Penerbit Al-Ma'arif, Bandung

Mushaf Cetakan Penerbit Al-Ma'arif, Bandung, 1950-an

Penerbit Al-Ma’arif, Bandung, Jawa Barat, didirikan oleh Muhammad bin Umar Bahartha pada tahun 1948, menyusul generasi pertama pencetak mushaf Al-Qur’an di Indonesia yang dipelopori Abdullah bin Afif Cirebon  –  yang telah memulai usahanya sejak tahun 1930-an bersamaan dengan Sulaiman Mar’i yang berpusat di Singapura dan Penang – serta Salim bin Sa’ad Nabhan Surabaya. Para penerbit itu tidak hanya mencetak Al-Qur’an, namun juga buku-buku keagamaan lain yang banyak dipakai umat Islam. Al-Ma'arif aktif sebagai penerbit dan percetakan hingga sekitar tahun 1985.
Mushaf cetakan Al-Ma'arif, 1950-an, di bawah ini adalah reproduksi cetakan Bombay dengan tambahan "Kitab Tajwid" di bagian akhir mushaf.

Jumat, 14 September 2012

Qur'an-Qur'an Istana

Qur'an-Qur'an Istana Nusantara
Ali Akbar <aliakbarkaligrafi@yahoo.com>

Tulisan ini ingin memberikan gambaran singkat mengenai sejumlah mushaf Al-Qur’an yang disalin di beberapa istana kesultanan di Nusantara. Mushaf-mushaf tersebut sebagian kini masih tersimpan di istana atau museum istana tempat asal mushaf tersebut disalin, dan sebagian lain kini telah berpindah tangan menjadi koleksi museum, perpustakaan, atau bahkan diperdagangkan dan menjadi koleksi pribadi.
Gambar 1. Koleksi Islamic Arts Museum Malaysia (IAMM 1998-1-3427).

Senin, 03 September 2012

Mushaf Jakarta

Mushaf Jakarta, 2002

"Al-Qur'an Mushaf Jakarta" secara resmi mulai ditulis pada 22 Ramadhan 1420 H (30 Desember 1999) dan selesai pada 26 Ramadhan 1421 H (22 Desember 2000). Peresmian ditandatangani oleh Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Mushaf dalam bentuk cetakan terbit hampir dua tahun kemudian, sesuai tanda tashih yang dikeluarkan Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur'an Kementerian Agama, yaitu 12 Agustus 2002. 
Badan Pelaksana Penulisan dan Pencetakan "Al-Qur'an Mushaf Jakarta" terdiri atas: Ide/Pemrakarsa: H Sutiyoso; Pembina: H Dr Jailani; Penanggung Jawab: H Fauzi Bowo; Pengarah: Drs H Afandi Anas; Anggota: Bamus Betawi, para Ulama, Haba'ib; Koordinator: Drs H Abdullah; Bendahara: H Syamsul Bahri; Pelaksana: S Damiri; Yayasan Mushaf al-Qur'an Jakarta; Bidang Perencana: (1) Bidang Kaligrafi: Baiquni Yasin (Ketua), Mahmud Arham, H Hawi Hasan, Islahuddin, Ali, Bustanul Arifin; (2) Bidang Iluminasi: Ahmad Haldani (Ketua), Aris Kurniawan, Muhammad Kusna Wijaya, Ahmad Nazar, Dikdik Riyama.