Rabu, 25 Juni 2014

Mustafa Nazif

Penulis “Qur’an Kudus”

Melalui perbadingan tulisan, dapat dipastikan bahwa penulis "Qur'an Kudus" adalah Mustafa Nazif (lihat http://quran-nusantara.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html). Namun, siapa dia? Dalam literatur kaligrafi Turki saya menemukan ada tiga nama "Nazif", yaitu Mustafa Nazif, Haji Nazif Bey (1846-1913), dan Mehmed Nazif . Pertanyaannya, apakah tiga nama Nazif itu sebenarnya satu orang, atau masing-masing berbeda?  Penasaran dengan teka-teki itu, saya bertanya kepada Prof. M. Ugur Derman, sejarawan kaligrafi Turki terpandang saat ini. 
Kolofon di akhir Qur'an yang menyatakan bahwa penulisnya adalah Mustafa Nazif.

Sabtu, 05 April 2014

Qur'an abad ke-9

Qur'an abad ke-9 M

Di bawah ini adalah sejumlah contoh lembaran Qur'an dari abad ke-9 M. Berbeda dengan Qur'an dari abad ke-8 yang vertikal (lihat: http://quran-nusantara.blogspot.com/2014/04/quran-abad-ke-8.html), Qur'an dari abad ke-9 berciri horizontal, dengan huruf yang lebih rapi dan indah. Penghiasan Qur'an (iluminasi) juga mulai diusahakan. 

 1. Qur'an abad ke-9. Koleksi Turkish and Islamic Art Museum, Istanbul.

Qur'an abad ke-8

Qur'an abad ke-8 M

Di bawah ini adalah sejumlah contoh lembaran Qur'an dari abad ke-8 M. Kaligrafi dan iluminasi mushaf tampak masih sederhana. Berbeda dengan sejumlah mushaf abad ke-9 yang horizontal (lihat: http://quran-nusantara.blogspot.com/2014/04/quran-abad-ke-9.html), mushaf abad ke-8 ini vertikal. Namun pada awal abad ke-11 - sejak gaya tulisan Naskhi mulai digunakan, dan Kufi mulai ditinggalkan - kecenderungan ini kembali ke vertikal, hingga kini. 
 1. Qur'an abad ke-8. Koleksi Turkish and Islamic Art Museum, Istanbul. 

Jumat, 21 Maret 2014

Qur'an "tiban"

Jangan langsung percaya! (9)

        Rupanya berita ini sudah lama, 8/8/2011, tapi saya baru menemukan di internet: “Pria misterius sumbangkan al-Qur’an Kuno” <http://nasional.news.viva.co.id/news/read/238871-pria-misterius-sumbangkan-al-quran-kuno>. Modus “misterius” seperti itu juga pernah terjadi di Desa Bojongleles, Banten, April 2009 <https://quran-nusantara.blogspot.com/2013/03/quran-kuno-kunoan-2.html>. Pada waktu itu, karena baru pertama kali muncul, masyarakat dan instansi terkait benar-benar dibuat sibuk oleh Qur’an tiban (tiba-tiba ada) itu.  
        Nah, entah mengapa, tampaknya “keajaiban” dan hal-hal yang di luar akal, sering dijadikan modus untuk 'memperkenalkan' Qur’an sejenis itu di masyarakat. Sekitar tiga tahun yang lalu, ada seseorang datang ke sebuah museum membawa Qur’an dan “berceramah” dengan panjang lebar dan berapi-api (dalam logat Sumatera – maaf) bahwa di dalam Qur’an yang dibawanya itu ada tanda tangan Paus Johanes Paulus! Hah, apa hubungan Qur’an ini dengan Sang Paus? Ketika seorang kawan menanyakan di mana tanda tangannya, dia jawab, “Wah, itu tidak bisa dilihat oleh orang biasa!” Dan, dia pun mengatakan, dengan nada meyakinkan, bahwa Qur'an tersebut muncul bersama halilintar yang menyambar! Ono-ono ae!
Beberapa Qur'an 'kuno-kunoan' dari daun lontar. 

Jumat, 14 Maret 2014

Pedoman Qur'an Braille

Pedoman membaca dan menulis Qur'an Braille Indonesia

Buku Pedoman Membaca dan Menulis Al-Qur'an Braille ini merupakan hasil dari serangkaian usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak, yang dimediasi oleh Lajnah, untuk menyeragamkan dan menyempurnakan standardisasi cara membaca dan menulis mushaf al-Qur'an Braille. Buku ini merupakan pedoman bagi para pembimbing, pentashih, dan penerbit mushaf al-Qur'an Braille di Indonesia. 
Buku ini dapat dibaca secara lengkapdan diunduh dalam format pdf, di sini: https://www.academia.edu/6401887/Pedoman_Membaca_dan_Menulis_Al-Quran_Braille (Jika Anda belum memiliki akun Academia.edu <https://www.academia.edu/>, harus mendaftar terlebih dahulu. Mudah!)
Saat ini buku yang disusun oleh tim dari Lajnah dan lembaga terkait lainnya ini sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Arab agar dapat menjangkau pembaca yang lebih luas. Dalam pertemuan tunanetra Muslim di Istanbul tahun 2013 buku ini memperoleh apresiasi yang sangat positif.

Pedoman Membaca dan Menulis Al-Qur'an Braille, Jakarta: Lajnah, 2012.

Jumat, 28 Februari 2014

Booklet Mushaf al-Bantani

Buku panduan Mushaf al-Bantani

Mushaf al-Bantani diprakarsai oleh Pemerintah Provinsi Banten, terbit pertama kali pada tahun 2010. Penerbitan mushaf beriluminasi indah tersebut disertai dengan buku kecil berjudul "Panduan Iluminasi dan Kaligrafi Mushaf al-Qur'an al-Bantani" yang berisi penjelasan mengenai asal usul ragam iluminasi dan penulisan kaligrafi mushaf. Pada halaman akhir terdapat lampiran yang berisi susunan tim penulisan mushaf. 
Buku ini disusun oleh ketua tim penelitian mushaf, yaitu Tubagus Najib al-Bantani, dengan editor Dr Ahmad Tholabi Kharlie. Diterbitkan oleh MUI Provinsi Banten, cetakan ke-2, Januari 2011. Dicetak oleh Lembaga Percetakan al-Qur'an Kementerian Agama RI. Diunggah lengkap, xii + 114 halaman, melalui Academia.edu (https://www.academia.edu/). Bagi yang belum memiliki akun harus mendaftar terlebih dahulu. Mudah! 
Selanjutnya sila unduh di: https://www.academia.edu/6231979/Panduan_Iluminasi_dan_Kaligrafi_Mushaf_al-Quran_al-Bantani

Jumat, 21 Februari 2014

Khasiat Qur'an kecil?

Jangan langsung percaya! (8)

Ada seorang pembaca blog yang bertanya tentang khasiat Qur'an kecil. Nah, sebaiknya kita jangan buru-buru percaya pada informasi tentang khasiat-khasiat super dahsyat, yang tidak masuk akal, di luar kewajaran, dari sebuah Qur’an kecil. Namun, memang kenyataan, ada sebagian masyarakat yang mempercayainya. Padahal, Qur’an bagaimanapun tetap Qur’an. Besar atau kecil hanya soal ukuran! Qur’an adalah pedoman hidup Muslim, dan merupakan petunjuk bagi yang membaca dan memahami isi-nya.
        Terkait ini, kita perlu tahu bahwa tidak sedikit Qur’an kecil yang dicetak sembarangan – kalau tidak dikatakan ngawur. Teks Qur'annya tidak bisa dibaca, bahkan sebagian ayat terhapus, karena mutu cetakan tidak sempurna. Juga sebagian halaman masih terlipat, tidak bisa dibuka, dan mutu jilidan yang 'kacau'. Kok tega ya, orang memproduksi dan menjual Qur’an seperti itu?!
     Nah, bagaimana mungkin sebuah Qur’an kecil yang dicetak sembrono seperti ini bisa memberi khasiat super dahsyat di luar akal sehat?
Cetakan teks Qur'an yang tidak sempurna.