Kamis, 27 September 2012

Kanjeng Kiai Qur'an: Pusaka Keraton Yogyakarta

Salah satu Qur’an indah dari kesultanan Nusantara adalah “Kanjeng Kiai Qur’an”, salah satu pusaka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Gambar 1). Qur’an ini berukuran 40 x 28 cm, tebal 575 halaman, saat ini disimpan di Perpustakaan Widya Budaya, di lingkungan Keraton Yogyakarta. Naskah Qur’an ini sangat istimewa, karena setiap halaman beriluminasi nan indah. Iluminasi lebih istimewa terdapat di bagian awal, tengah dan akhir Qur’an. “Kanjeng Kiai Qur’an” pada awalnya adalah milik Kanjeng Gusti Raden Ayu Sekar Kedhaton, putri Sultan Hamengkubuwana II (1772-1828), yang diajari mengaji oleh gurunya, Haji Mahmud, seorang abdi dalem.
Gambar 1. Halaman iluminasi awal “Kanjeng Kiai Qur’an”,
koleksi Museum Keraton Yogyakarta. [Foto: LPQ].

        Penyalin Qur’an ini adalah Ki Atma Perwita, seperti tercantum dalam catatan kolofon berhuruf Pegon (Arab-Jawa) di akhir Qur’an:

Kagungan dalem Qur’an ingkang nerat Abdi Dalem Ki Atma Perwita Hurdenas Sepuh kala wiwit anerat ing dinten Arba’ wanci pukul setengah sewelas tanggal ping selikur ing wulan Rabi’ul Akhir ing tahun Jim Awal angkaning warsa 1725. Kala sampun neratipun ing dinten Salasa wanci pukul setengah sanga tanggal ping nem ing wulan Ramadhan ing Surakarta Adiningrat hadza baladi Jawi.

[Qur’an milik Tuan yang menyalin Abdi Dalem Ki Atma Perwita Hurdenas Sepuh. Mulai disalin pada hari Rabu pukul 10.30 tanggal 21 Rabi’ul Akhir tahun Jim Awal 1725 (2 Oktober 1798). Selesai disalin pada hari Selasa pukul 8.30 tanggal 6 Ramadan (12 Februari 1799) di Surakarta Adiningrat, negeri Jawa.]

Gambar 2. Halaman dalam. [Foto: LPQ]

Gambar 3. Halaman awal juz. [Foto: LPQ]

Gambar 4. Iluminasi tengah mushaf pada awal Surah al-Kahf. [Foto: LPQ]

Gambar 5. Halaman surah-surah pendek di akhir Qur'an. [Foto: LPQ]

Gambar 6. Halaman iluminasi akhir mushaf. [Foto: LPQ]

Gambar 7. Halaman kolofon di bagian akhir mushaf. [Foto: LPQ]

Gambar 8. Sampul mushaf dari kulit. [Foto: LPQ]


        “Kanjeng Kiai Qur’an” ini sangat mirip dengan sebuah Qur’an lain yang kini (2012) menjadi koleksi Museum Purna Bhakti Pertiwi di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Qur’an ini juga disalin di Surakarta, namun telah mengalami penjilidan ulang, mungkin pada awal abad ke-20 (lihat: http://quran-nusantara.blogspot.com/2012/11/quran-museum-purna-bhakti-pertiwi.html).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar