Berapa lamakah mencetak
Qur’an pada masa lampau?
Blog untuk kajian sejarah dan seni mushaf al-Qur'an di Asia Tenggara. Semua foto dibuat oleh penulis, kecuali disebut sumbernya. Terbit sejak 2012.
Sabtu, 16 Agustus 2014
Minggu, 10 Agustus 2014
Berapa lamakah menyalin Qur’an pada masa lampau?
Tidak seperti zaman sekarang, hingga akhir abad ke-19 kebanyakan
Qur’an disalin dengan tangan. Memang, sejak pertengahan abad ke-19 telah muncul
pencetakan mushaf dengan teknik litografi (cetak batu), namun produksinya sangat terbatas, dan pencetakan dalam skala besar baru
terjadi pada awal abad ke-20 seiring dengan kemajuan teknologi percetakan
(lihat http://quran-nusantara.blogspot.com/2013/02/pencetakan-quran.html). Muncul pertanyaan, berapa lamakah menyalin sebuah mushaf pada masa
lampau?
Kolofon "Kanjeng Kiai Qur'an" dalam huruf pegon (Arab-Jawa).
Rabu, 25 Juni 2014
Mustafa Nazif
Penulis “Qur’an Kudus”
Melalui perbadingan tulisan, dapat dipastikan bahwa penulis "Qur'an Kudus" adalah Mustafa Nazif (lihat http://quran-nusantara.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html). Namun, siapa dia? Dalam literatur kaligrafi Turki saya menemukan ada tiga nama "Nazif", yaitu Mustafa Nazif, Haji Nazif Bey (1846-1913), dan Mehmed Nazif . Pertanyaannya, apakah tiga nama Nazif itu sebenarnya satu orang, atau masing-masing berbeda? Penasaran dengan teka-teki itu,
saya bertanya kepada Prof. M. Ugur Derman, sejarawan kaligrafi Turki terpandang
saat ini.
Kolofon di akhir Qur'an yang menyatakan bahwa penulisnya adalah Mustafa Nazif.
Sabtu, 05 April 2014
Qur'an abad ke-9
Qur'an abad ke-9 M
Di bawah ini adalah sejumlah contoh lembaran Qur'an dari abad ke-9 M. Berbeda dengan Qur'an dari abad ke-8 yang vertikal (lihat: http://quran-nusantara.blogspot.com/2014/04/quran-abad-ke-8.html), Qur'an dari abad ke-9 berciri horizontal, dengan huruf yang lebih rapi dan indah. Penghiasan Qur'an (iluminasi) juga mulai diusahakan.
1. Qur'an abad ke-9. Koleksi Turkish and Islamic Art Museum, Istanbul.
Qur'an abad ke-8
Qur'an abad ke-8 M
Di bawah ini adalah sejumlah contoh lembaran Qur'an dari abad ke-8 M. Kaligrafi dan iluminasi mushaf tampak masih sederhana. Berbeda dengan sejumlah mushaf abad ke-9 yang horizontal (lihat: http://quran-nusantara.blogspot.com/2014/04/quran-abad-ke-9.html), mushaf abad ke-8 ini vertikal. Namun pada awal abad ke-11 - sejak gaya tulisan Naskhi mulai digunakan, dan Kufi mulai ditinggalkan - kecenderungan ini kembali ke vertikal, hingga kini.
1. Qur'an abad ke-8. Koleksi Turkish and Islamic Art Museum, Istanbul.
Jumat, 21 Maret 2014
Qur'an "tiban"
Jangan langsung percaya! (9)
Rupanya berita ini sudah lama, 8/8/2011, tapi saya baru
menemukan di internet: “Pria misterius sumbangkan al-Qur’an Kuno” <http://nasional.news.viva.co.id/news/read/238871-pria-misterius-sumbangkan-al-quran-kuno>.
Modus “misterius” seperti itu juga pernah terjadi di Desa Bojongleles, Banten, April
2009 <https://quran-nusantara.blogspot.com/2013/03/quran-kuno-kunoan-2.html>. Pada waktu itu, karena baru pertama kali muncul, masyarakat dan instansi terkait benar-benar
dibuat sibuk oleh Qur’an tiban (tiba-tiba ada) itu.
Nah, entah mengapa, tampaknya “keajaiban” dan hal-hal yang di luar akal, sering dijadikan modus untuk 'memperkenalkan' Qur’an sejenis itu di masyarakat. Sekitar tiga tahun yang lalu, ada seseorang datang ke sebuah museum membawa Qur’an dan “berceramah” dengan panjang lebar dan berapi-api (dalam logat
Sumatera – maaf) bahwa di dalam Qur’an yang dibawanya itu ada tanda tangan Paus
Johanes Paulus! Hah, apa hubungan Qur’an ini dengan Sang Paus? Ketika seorang kawan menanyakan di mana tanda tangannya, dia jawab, “Wah, itu tidak bisa
dilihat oleh orang biasa!” Dan, dia pun mengatakan, dengan nada meyakinkan, bahwa Qur'an tersebut muncul bersama halilintar yang menyambar! Ono-ono ae!
Jumat, 14 Maret 2014
Pedoman Qur'an Braille
Pedoman membaca dan menulis Qur'an Braille Indonesia
Buku Pedoman Membaca dan Menulis Al-Qur'an Braille ini merupakan hasil dari serangkaian usaha yang dilakukan oleh berbagai pihak, yang dimediasi oleh Lajnah, untuk menyeragamkan dan menyempurnakan standardisasi cara membaca dan menulis mushaf al-Qur'an Braille. Buku ini merupakan pedoman bagi para pembimbing, pentashih, dan penerbit mushaf al-Qur'an Braille di Indonesia.
Buku ini dapat dibaca secara lengkap, dan diunduh dalam format pdf, di sini: https://www.academia.edu/6401887/Pedoman_Membaca_dan_Menulis_Al-Quran_Braille (Jika Anda belum memiliki akun Academia.edu <https://www.academia.edu/>, harus mendaftar terlebih dahulu. Mudah!)
Saat ini buku yang disusun oleh tim dari Lajnah dan lembaga terkait lainnya ini sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Arab agar dapat menjangkau pembaca yang lebih luas. Dalam pertemuan tunanetra Muslim di Istanbul tahun 2013 buku ini memperoleh apresiasi yang sangat positif.
Saat ini buku yang disusun oleh tim dari Lajnah dan lembaga terkait lainnya ini sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Arab agar dapat menjangkau pembaca yang lebih luas. Dalam pertemuan tunanetra Muslim di Istanbul tahun 2013 buku ini memperoleh apresiasi yang sangat positif.
Langganan:
Postingan (Atom)