Kamis, 25 Desember 2014

Kajian al-Qur'an

Buku Howard M. Federspiel 

Sebuah buku yang secara komprehensif membahas tentang Qur'an di Indonesia adalah karangan Howard M. Federspiel berjudul Popular Indonesian Literature of the Qur'an, terbitan Cornell Modern Indonesia Project, 1994. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, berjudul Kajian al-Qur'an di Indonesia: Dari Mahmud Yunus hingga Quraish Shihab, diterbitkan oleh Penerbit Mizan, Bandung, cetakan pertama Juli 1996. 
Saya kira hingga sekarang buku ini masih banyak dicari, baik oleh masyarakat umum, maupun, terutama mahasiswa. Namun edisi Indonesia, maupun aslinya dalam bahasa Inggris, sulit ditemukan lagi di pasaran. Nah, jika Anda memerlukan buku tersebut, barangkali link ke edisi Inggris ini ada manfaatnya:
http://ebooks.library.cornell.edu/cgi/t/text/pageviewer-idx?c=cmip&cc=cmip&idno=cmip072&node=cmip072%3A3&view=image&seq=1&size=75
Terjemahahan buku Federspiel dalam bahasa Indonesia.

Minggu, 14 Desember 2014

'Shadow' pada kertas Eropa

Apa itu shadow pada kertas abad ke-18?

Dalam pos tentang cap kertas sebelum ini (lihat: http://quran-nusantara.blogspot.com/2014/11/cap-kertas.html#more), kita melihat betapa pentingnya melihat 'shadow' (semacam bayangan) pada chain line (garis tebal) suatu kertas Eropa. Itu 'teori' sederhana dari Dr Russell Jones untuk membedakan antara kertas abad ke-17-18 (ber-shadow) dan kertas abad ke-19 (tanpa shadow). Nah, apa itu 'shadow' yang dimaksud oleh Pak Russell? 
Bayangan (shadow) di sepanjang garis tebal. 

Sabtu, 15 November 2014

Cap Kertas "Blauw & Briel"

Kemarin (15-11-2014) saya menulis email kepada Russell Jones (sekitar 85 tahun), ahli kertas Eropa, khususnya yang digunakan dalam naskah-naskah Nusantara. Di samping ketekunannya yang luar biasa dalam memperhatikan kertas -- suatu bidang yang amat sedikit diperhatikan orang -- ia juga seorang ahli sastra, dan menulis disertasi tentang naskah sastra sufi Hikayat Ibrahim bin Adham.

Iluminasi halaman akhir Qur'an PNRI A.47. (Foto: Repro Illuminations)

Sabtu, 16 Agustus 2014

Mencetak Qur'an

Berapa lamakah mencetak Qur’an pada masa lampau?

Kita patut bersyukur bahwa dari kolofon (catatan naskah) Qur’an cetakan tertua di Indonesia—dan juga di Asia Tenggara—kita bisa memperoleh informasi tentang jumlah cetak dan lama mencetak Qur'an pada zaman dahulu. Berapa lamakah?
Kolofon di akhir Qur'an dalam tulisan Jawi (Arab-Melayu).

Minggu, 10 Agustus 2014

Berapa lamakah menyalin Qur’an pada masa lampau?

Tidak seperti zaman sekarang, hingga akhir abad ke-19 kebanyakan Qur’an disalin dengan tangan. Memang, sejak pertengahan abad ke-19 telah muncul pencetakan mushaf dengan teknik litografi (cetak batu), namun produksinya sangat terbatas, dan pencetakan dalam skala besar baru terjadi pada awal abad ke-20 seiring dengan kemajuan teknologi percetakan (lihat http://quran-nusantara.blogspot.com/2013/02/pencetakan-quran.html). Muncul pertanyaan, berapa lamakah menyalin sebuah mushaf pada masa lampau?
Kolofon "Kanjeng Kiai Qur'an" dalam huruf pegon (Arab-Jawa).

Rabu, 25 Juni 2014

Mustafa Nazif

Penulis “Qur’an Kudus”

Melalui perbadingan tulisan, dapat dipastikan bahwa penulis "Qur'an Kudus" adalah Mustafa Nazif (lihat http://quran-nusantara.blogspot.com/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html). Namun, siapa dia? Dalam literatur kaligrafi Turki saya menemukan ada tiga nama "Nazif", yaitu Mustafa Nazif, Haji Nazif Bey (1846-1913), dan Mehmed Nazif . Pertanyaannya, apakah tiga nama Nazif itu sebenarnya satu orang, atau masing-masing berbeda?  Penasaran dengan teka-teki itu, saya bertanya kepada Prof. M. Ugur Derman, sejarawan kaligrafi Turki terpandang saat ini. 
Kolofon di akhir Qur'an yang menyatakan bahwa penulisnya adalah Mustafa Nazif.

Sabtu, 05 April 2014

Qur'an abad ke-9

Qur'an abad ke-9 M

Di bawah ini adalah sejumlah contoh lembaran Qur'an dari abad ke-9 M. Berbeda dengan Qur'an dari abad ke-8 yang vertikal (lihat: http://quran-nusantara.blogspot.com/2014/04/quran-abad-ke-8.html), Qur'an dari abad ke-9 berciri horizontal, dengan huruf yang lebih rapi dan indah. Penghiasan Qur'an (iluminasi) juga mulai diusahakan. 

 1. Qur'an abad ke-9. Koleksi Turkish and Islamic Art Museum, Istanbul.