Jumat, 08 Mei 2015

Mushaf Standar

Penulisan kembali Mushaf al-Qur'an Standar Indonesia
  
Penulisan kembali Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia secara resmi dimulai pada tanggal 17 Rajab 1436 H/ 6 Mei 2015 M, bersamaan dengan perayaan Milad ke-18 Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal. Ayat pertama Bismillāh ar-Rahmān ar-Rahīm ditulis oleh Menteri Agama H. Lukman Hakim Saifuddin dan Direktur Pusat Studi Al-Qur’an Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab, sebagai tanda dimulainya penulisan.
Menteri Agama meresmikan dimulainya penulisan mushaf. (Foto: vivanews).

Selasa, 13 Januari 2015

Qur'an Kuno-kunoan (6)

Heboh Qur'an Sidoarjo:
Menjangkau hampir 2 juta orang, dalam 14 jam!

Untuk kesekian kali, 'Qur'an kuno-kunoan' muncul dengan modus keajaiban-keajaiban di luar akal sehat! Dan sebagian (besar?) masyarakat percaya... Kehebohan itu (inilah hebatnya pengaruh media sosial) paling tidak terlihat di potongan berita ini:
Berita di media online tribunnews.

Jumat, 26 Desember 2014

Ketentuan Pentashihan

Surat Edaran tentang Ketentuan Pentashihan 2014

Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur'an (lembaga di bawah Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI) menerbitkan Surat Edaran baru tentang Ketentuan Pentashihan yang ditujukan kepada seluruh pimpinan penerbit al-Qur'an di Indonesia, tertanggal 12 Desember 2014. Surat Edaran bernomor P.VI/1/TL.02.1/1422/2014 ini diterbitkan berdasarkan rekomendasi hasil sidang evaluasi kegiatan pentashihan yang diselenggarakan oleh Lajnah. 
Tanda tashih.

Kamis, 25 Desember 2014

Qur'an Kuno-kunoan 5

Anomali

Terlihat dari goresannya, para penyalin Qur'an dari zaman ke zaman menorehkan huruf dengan kesungguhan dan kehati-hatian - di samping pengetahuan, serta mungkin, kesucian. Memang tidak semua tulisan mereka bagus dan enak dibaca. Tetapi kehati-hatian dan rasa takzim mereka kepada Qur'an cukup terasa. 
Halaman awal sebuah 'Qur'an kuno-kunoan', koleksi sebuah museum di Jakarta.

Kajian al-Qur'an

Buku Howard M. Federspiel 

Sebuah buku yang secara komprehensif membahas tentang Qur'an di Indonesia adalah karangan Howard M. Federspiel berjudul Popular Indonesian Literature of the Qur'an, terbitan Cornell Modern Indonesia Project, 1994. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, berjudul Kajian al-Qur'an di Indonesia: Dari Mahmud Yunus hingga Quraish Shihab, diterbitkan oleh Penerbit Mizan, Bandung, cetakan pertama Juli 1996. 
Saya kira hingga sekarang buku ini masih banyak dicari, baik oleh masyarakat umum, maupun, terutama mahasiswa. Namun edisi Indonesia, maupun aslinya dalam bahasa Inggris, sulit ditemukan lagi di pasaran. Nah, jika Anda memerlukan buku tersebut, barangkali link ke edisi Inggris ini ada manfaatnya:
http://ebooks.library.cornell.edu/cgi/t/text/pageviewer-idx?c=cmip&cc=cmip&idno=cmip072&node=cmip072%3A3&view=image&seq=1&size=75
Terjemahahan buku Federspiel dalam bahasa Indonesia.

Minggu, 14 Desember 2014

'Shadow' pada kertas Eropa

Apa itu shadow pada kertas abad ke-18?

Dalam pos tentang cap kertas sebelum ini (lihat: http://quran-nusantara.blogspot.com/2014/11/cap-kertas.html#more), kita melihat betapa pentingnya melihat 'shadow' (semacam bayangan) pada chain line (garis tebal) suatu kertas Eropa. Itu 'teori' sederhana dari Dr Russell Jones untuk membedakan antara kertas abad ke-17-18 (ber-shadow) dan kertas abad ke-19 (tanpa shadow). Nah, apa itu 'shadow' yang dimaksud oleh Pak Russell? 
Bayangan (shadow) di sepanjang garis tebal. 

Sabtu, 15 November 2014

Cap Kertas "Blauw & Briel"

Kemarin (15-11-2014) saya menulis email kepada Russell Jones (sekitar 85 tahun), ahli kertas Eropa, khususnya yang digunakan dalam naskah-naskah Nusantara. Di samping ketekunannya yang luar biasa dalam memperhatikan kertas -- suatu bidang yang amat sedikit diperhatikan orang -- ia juga seorang ahli sastra, dan menulis disertasi tentang naskah sastra sufi Hikayat Ibrahim bin Adham.

Iluminasi halaman akhir Qur'an PNRI A.47. (Foto: Repro Illuminations)