Minggu, 29 Desember 2013

Label di museum

Jangan langsung percaya! (6)

Bahkan di museum – suatu tempat yang seharusnya tidak boleh ada informasi yang salah – kita jangan langsung percaya! Di sebuah museum (sssst, di Indonesia!) di sebuah pajangan Qur’an tua terdapat label, “Al-Qur’an tulisan tangan terbuat dari kulit kayu berumur ±500 tahun. Al-Qur’an ini ditulis oleh Muhammad … yang mengaji di negara Pakistan tahun 1500 M”. Nah, “tulisan tangan” benar, “terbuat dari kulit kayu” mungkin benar, tapi informasi “berumur 500 tahun” dan “ditulis oleh…” sepertinya agak sulit dipertanggungjawabkan! Mungkin, informasi seperti ini diperoleh dari qīla wa qāla (“konon katanya”).
Foto: istimewa

Jumat, 06 Desember 2013

Lagi, Qur'an kecil

Lagi, dua Qur’an kecil

Rupanya, artikel singkat tentang Qur'an mini (http://quran-nusantara.blogspot.com/2012/12/quran-kecil.htmlmemperoleh perhatian yang cukup luas dari khalayak pembaca. Banyak orang 'penasaran' dengan mushaf kecil. Nah, berikut adalah dua Qur’an kecil koleksi baru Bayt al-Qur’an & Museum Istiqlal yang merupakan sumbangan Ibu Siti Rofiqoh, Bogor, dan Ibu Yusi Herawati, Depok. 
Qur’an yang sering disebut “Qur’an Istanbul” atau “Stambul” ini, yang pertama berukuran 1,8 x 2,7 cm. Setiap halaman terdiri atas 12 baris. Naskah asli Qur'an ini ditulis oleh kaligrafer kenamaan Turki Usmani abad ke-17, Hafiz Usman (1642-1698), selesai pada pertengahan Rabiul Awal 1094 H (Maret 1683). Tidak ada keterangan kapan mushaf ini dicetak, karena bagian akhir mushaf mini ini telah hilang. Namun, diperkirakan, dicetak pada abad ke-20.
Mushaf kecil, cetakan, ukuran 1,8 x 2,7 cm.

Jumat, 29 November 2013

Cetakan litografi

Jangan langsung percaya! (5)

Jangan percaya kepada pengurus masjid! Haha…, maaf, maaf, ini terkait dengan keterangan tentang suatu Qur’an cetakan. Pernah, seorang peneliti Qur’an menulis laporan penelitian demikian panjang, dan mengajukannya untuk dimuat di sebuah jurnal, namun dia keliru mengidentifikasi Qur’an cetakan sebagai manuskrip (tulisan tangan)! Ia menyatakan bahwa naskah yang ditelitinya itu sebagai tulisan tangan, padahal merupakan cetakan litografi. Nah, kekeliruan itu bersumber dari keterangan pengurus masjid yang ‘ditelan mentah’. Maka sekali lagi, janganlah langsung percaya!

Cetakan litografi yang 'lentur' sebagaimana tulisan tangan biasa: 
Qur'an cetakan Muhammad Azhari, Palembang, 1848.

Kamis, 28 November 2013

Asal naskah

Jangan langsung percaya! (4)

Jika Anda menemukan sebuah manuskrip di suatu daerah, janganlah langsung percaya – tapi pasti Anda tidak! – bahwa naskah tersebut merupakan asli naskah setempat. Tidak hanya sekarang, pada zaman dahulu migrasi naskah dari suatu tempat ke tempat lainnya juga banyak terjadi, bahkan sampai ke tempat-tempat yang cukup jauh, dengan berbagai sebab: bisa hadiah, jual-beli, bahkan bisa juga merupakan rampasan. Sebuah Qur’an asal Aceh di Singaraja, Bali, membuktikan hal ini. Meskipun orang setempat mengatakan bahwa naskah tersebut merupakan asli tempatan, kita boleh saja mengangguk-angguk, tapi jangan percaya! Bagaimana kita bisa ‘yakin’ tentang asal-muasal suatu naskah?
Qur'an Aceh di Bali.

Senin, 25 November 2013

Huruf 'mim' setelah angka tahun

Jangan langsung percaya! (3)

Pada sebuah pameran, seorang pedagang dan kolektor naskah tergopoh-gopoh menunjukkan sebuah koleksinya yang menurut dia disalin sejak sebelum zaman para wali! Dia memperlihatkan kolofon di akhir naskah, yang tertulis angka 1300 sekian, diikuti huruf mim. Nah, sebaiknya Anda jangan langsung percaya bahwa naskah miliknya itu telah disalin sebelum zaman para wali di Jawa! Mengapa?
Contoh penggunaan huruf mim pada akhir sebuah naskah 
dari Palembang, pertengahan abad ke-19.

Masalah angka lima

Jangan langsung percaya! (2)

Seorang pemilik naskah menyatakan bahwa naskah miliknya “amat sangat tua sekali”, berdasarkan sebuah bentuk angka 5 yang ada di bagian depan naskahnya. Bentuk angka 5-nya berupa lingkaran, tidak jauh berbeda dengan angka 5 yang berlaku dewasa ini. Nah, sebaiknya Anda jangan langsung percaya pada ketuaan naskah miliknya itu! Mengapa?
Penulisan angka 5, 4, dan 0 pada sebuah Qur'an di Sulawesi Barat.

Kamis, 22 Agustus 2013

Masalah tulisan dan bahasa

Jangan langsung percaya! (1)

Sebaiknya, jangan langsung percaya pada semua informasi yang ada pada suatu naskah. Perlu lebih cermat, apalagi jika Anda, misalnya, sedang meneliti naskah, atau kolektor yang mau membeli naskah. Hal-hal yang terkait tulisan, bahasa, kertas, tinta, warna, dan ilumniasi, akan membatu kita untuk menganalisis keaslian informasi pada suatu naskah. Beberapa contoh gambar di bawah ini sepertinya menarik.
Gambar 1.