Jumat, 18 September 2015

Pewarnaan baru

Jangan langsung percaya! (10)
 
        Setiap naskah memiliki sejarahnya sendiri. Tidak semua naskah sekali diproduksi pada masa dahulu, lalu tidak mengalami intervensi dalam perjalanannya hingga masa kini. Dan, janganlah langsung percaya jika ada orang mengatakan bahwa sebuah naskah yang ia bawa itu KUNO sepenuhnya!
 Warna: 'ngêjrèng'!

Balikannya: tembus!

        Mari kita lihat lebih dekat naskah ini. Qur’an ini menggunakan kertas Eropa, dan saya tidak meragukan kekunoannya: taksiran saya disalin pada pertengahan abad ke-19 (1850-an). Tapi, dalam kasus ini, yang tampak ‘aneh’ adalah warna iluminasinya. Warna-warna dalam iluminasi yang dilukis pada masa lalu pada umumnya tidak ‘ngêjrèng’, cemerlang (bright) seperti ini, tapi lebih cenderung ke warna pastel. Dan lihatlah halaman balikannya: tembus! Jadi, ini pasti tinta sintetis(?) zaman sekarang, dari alat tulis semacam spidol (marker). Dan lihatlah juga tinta emas di bagian tepi iluminasi. Warna emasnya tidak cemerlang (bright). Penggunaan warna emas pada zaman dahulu pada umumnya tidak ‘main-main’ seperti itu. Dan lihatlah balikannya: tembus! Pasti itu menggunakan spidol 'murahan' warna emas!
Jadi, bisa dipastikan bahwa pewarnaan iluminasi mushaf ini adalah baru, tidak sezaman dengan penyalinan teks mushafnya. Munculnya spidol emas sebagai alat tulis saya duga sejak sekitar tahun 1980-an. Demikian pula spidol warna seperti yang digunakan untuk pewarnaan iluminasinya itu. Intervensi terhadap naskah seperti ini, sesungguhnya merupakan tindakan yang kurang terpuji, karena mengganggu sifat kekunoan suatu naskah, juga berpotensi ‘mengelabuhi’ penikmat naskah kuno.

Artikel terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar