Jumat, 29 November 2013

Cetakan litografi

Jangan langsung percaya! (5)

Jangan percaya kepada pengurus masjid! Haha…, maaf, maaf, ini terkait dengan keterangan tentang suatu Qur’an cetakan. Pernah, seorang peneliti Qur’an menulis laporan penelitian demikian panjang, dan mengajukannya untuk dimuat di sebuah jurnal, namun dia keliru mengidentifikasi Qur’an cetakan sebagai manuskrip (tulisan tangan)! Ia menyatakan bahwa naskah yang ditelitinya itu sebagai tulisan tangan, padahal merupakan cetakan litografi. Nah, kekeliruan itu bersumber dari keterangan pengurus masjid yang ‘ditelan mentah’. Maka sekali lagi, janganlah langsung percaya!

Cetakan litografi yang 'lentur' sebagaimana tulisan tangan biasa: 
Qur'an cetakan Muhammad Azhari, Palembang, 1848.

Kamis, 28 November 2013

Asal naskah

Jangan langsung percaya! (4)
Asal naskah

Jika Anda menemukan sebuah manuskrip di suatu daerah, janganlah langsung percaya – tapi pasti Anda tidak! – bahwa naskah tersebut merupakan asli naskah setempat. Tidak hanya sekarang, pada zaman dahulu migrasi naskah dari suatu tempat ke tempat lainnya juga banyak terjadi, bahkan sampai ke tempat-tempat yang cukup jauh, dengan berbagai sebab: bisa hadiah, jual-beli, bahkan bisa juga merupakan rampasan. Sebuah Qur’an asal Aceh di Singaraja, Bali, membuktikan hal ini. Meskipun orang setempat mengatakan bahwa naskah tersebut merupakan asli tempatan, kita boleh saja mengangguk-angguk, tapi jangan percaya! Bagaimana kita bisa ‘yakin’ tentang asal-muasal suatu naskah?
Qur'an Aceh di Bali.

Senin, 25 November 2013

Huruf mim

Jangan langsung percaya! (3)
Masalah huruf mim setelah angka tahun

Pada sebuah pameran, seorang pedagang dan kolektor naskah tergopoh-gopoh menunjukkan sebuah koleksinya yang menurut dia disalin sejak sebelum zaman para wali! Dia memperlihatkan kolofon di akhir naskah, yang tertulis angka 1300 sekian, diikuti huruf mim. Nah, sebaiknya Anda jangan langsung percaya bahwa naskah miliknya itu telah disalin sebelum zaman para wali di Jawa! Mengapa?
Contoh penggunaan huruf mim pada akhir sebuah naskah 
dari Palembang, pertengahan abad ke-19.

Angka lima

Jangan langsung percaya! (2)
Masalah angka lima

Seorang pemilik naskah menyatakan bahwa naskah miliknya “amat sangat tua sekali”, berdasarkan sebuah bentuk angka 5 yang ada di bagian depan naskahnya. Bentuk angka 5-nya berupa lingkaran, tidak jauh berbeda dengan angka 5 yang berlaku dewasa ini. Nah, sebaiknya Anda jangan langsung percaya pada ketuaan naskah miliknya itu! Mengapa?
Penulisan angka 5, 4, dan 0 pada sebuah Qur'an di Sulawesi Barat.