Kamis, 24 Januari 2013

Cetakan al-Ma'arif, Pulau Pinang

Mengenal Mushaf al-Qur’an di Malaysia (3)

Mushaf cetakan al-Ma’arif, Pulau Pinang

Di kawasan Asia Tenggara, salah satu pusat produksi mushaf pada pertengahan abad ke-20 adalah Pulau Pinang – selain Singapura, Bukittinggi, Surabaya, Cirebon, Bandung, dan Jakarta. Para penerbit yang biasanya sekaligus sebagai percetakan di beberapa kota itu, pada masanya, merupakan “kepanjangan tangan” dari produksi mushaf Bombay. Boleh dikatakan bahwa pada era itu semua Qur’an yang dicetak di kawasan ini merupakan reproduksi cetakan India, dengan karakter huruf yang ekstra tebal.
Mushaf cetakan Al-Ma’arif Pulau Pinang ini tanpa tarikh produksi, namun berdasarkan ciri fisiknya, kemungkinan dicetak pada pertengahan abad ke-20 atau dasawarsa kemudian. Pada bagian depan mushaf cetakan ini dilengkapi dengan ‘muatan lokal’ berupa ilmu tajwid dalam tulisan Jawi sebanyak 15 halaman. Muatan lokal ini merupakan tambahan oleh percetakan Al-Ma’arif, seperti juga dilakukan oleh para pencetak mushaf lainnya pada zaman itu.
Dewasa ini, mushaf jenis ini tidak digunakan lagi di Malaysia, karena sejak Saudi Arabia melalui Mujamma' al-Malik Fahd li-Tiba'at al-Mushaf asy-Syarif mengeluarkan “Mushaf al-Madinah an-Nabawiyah” pada Januari 1985 (Jumadil Awal 1405 H), pemerintah Malaysia (dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri yang berwenang mentashih mushaf) hanya mengesahkan  Mushaf Saudi itu untuk penggunaan di Malaysia. Demikian pula dengan pemerintah Brunei Darussalam. Sedangkan pemerintah Indonesia, dengan pertimbangan historis dan luasnya persebaran mushaf Bombay di Nusantara, tetap mengakomodasi mushaf jenis ini, hingga kini, dengan modifikasi tertentu sesuai ‘Mushaf al-Qur’an Standar Indonesia’ (lihat http://quran-nusantara.blogspot.com/2012/11/quran-bombay-karya-toha-putra-2000.html).
Mushaf ini adalah koleksi Bayt al-Qur’an & Museum Istiqlal, Jakarta.


Rabu, 23 Januari 2013

Mengkaji mushaf

Mengkaji sebuah mushaf dari Iran, abad ke-12


Qur'an dapat dilihat di: http://dla.library.upenn.edu/dla/medren/detail.html?id=MEDREN_5829382
A Project in the History of the Book

The Book
The NEP-27 Qur’an manuscript was purchased by the University of Pennsylvania Museum of Archaeology and Anthropology in 1927.  Since then, its beautiful colophon page has been reproduced in many handbooks on Islamic art. The copy states that it was copied and gilded in Hamadhan, Iran by the scribe (al- kātib) Mahmūd ibn al-Husayn al- Kirmānī in H559/ 1164 CE. Manuscripts that have survived from northwestern Iran of the mid-12th century are very rare, and this one is an important example of Seljuk period book production with the illumination practices continuing from models established in late Abbasid workshops. It is also an interesting case of book ‘restoration’ that must be closely examined as it points to a complex history of usage. 
Mushaf dari Iran, abad ke-12.

Selasa, 15 Januari 2013

Mushaf Kalimantan Barat

Mushaf Kalimantan Barat

Menyusul pemerintah daerah Jawa Barat yang membuat "Mushaf Sundawi" (1997) dan DKI Jakarta membuat "Mushaf Jakarta" (2000), Kalimantan Barat membuat mushaf dengan ragam hias khas Kalimantan Barat. Mushaf "Kalimantan Barat" diprakarsai oleh Gubernur Kalimantan Barat H. Asfar Aswin, mulai ditulis pada 4 Juni 2001 dan selesai pada 4 Oktober 2002. Setiap mushaf indah kontemporer - sebagaimana mushaf-mushaf lama - mempunyai ciri khas sendiri dalam pola hiasannya, mencerminkan kekayaan ragam hias lokal. Ragam hias Mushaf Kalimantan Barat memenuhi seluruh permukaan halaman dengan warna lembut kebiruan. Berbeda dengan mushaf indah lainnya, tanda-tanda seperti juz dan ruku' di pinggir halaman berada di dalam bingkai iluminasi, dipisahkan dengan garis vertikal.
 Halaman isi Mushaf Kalimantan Barat.

Senin, 14 Januari 2013

Mushaf al-Bantani

Mushaf al-Bantani, 2010

Menyusul mushaf-mushaf indah kontemporer lainnya (lihat http://quran-nusantara.blogspot.com/search/label/%28f%29%20Mushaf%20Indah%20Kontemporer), Pemerintah Provinsi Banten pada 2 Februari 2008 secara resmi memulai penulisan Mushaf al-Bantani, dan selesai pada 28 Agustus 2010 (18 Ramadan 1431 H). Dokumen ditandatangani oleh Gubernur Banten Hj Ratu Atut Chosiyah, sebagai pemrakarsa penulisan mushaf ini.
Ketua tim penulisan adalah Prof Dr HE Syibli Syarjaya; ketua peneliti desain iluminasi Prof Dr HMA Tihami; penulis kaligrafi Dr H Ahmad Tholabi Kharlie (koordinator), H Mahmud Arham, H Isep Misbah, H Arif Hamdani, Hj Yeni Solihah, Abdul Kholik, Nurkholis, Ahmad Mukhozin, Rivqi Nasrullah, dan Muhammad Martnus; dan desainer iluminasi Aris Kurniawan, Dr Helmi Bahrul Ulumi, dan Andi Zulfikar.
Mushaf cetakan ini, berukuran 25 x 17,5 cm, merupakan 'reproduksi' dari naskah aslinya, "Mushaf al-Bantani", yang berukuran 70 x 50 cm. Ragam iluminasi yang digunakan dalam Mushaf al-Bantani didasarkan pada hasil penelitian. Ketiga puluh juz mushaf ini memiliki variasi iluminasi yang terdiri atas iluminasi dasar dan iluminasi instrumental. Iluminasi dasar sumbernya adalah artefak dan manuskrip Banten, sedangkan iluminasi instrumental yang merupakan penunjang dari iluminasi dasar merupakan pengembangan dan rekayasa grafis.
Mushaf ini telah mengalami tiga kali cetak. Cetakan pertama sejumlah 3000 eksemplar, sementara cetakan kedua dan ketiga masing-masing 100.000 eksemplar. Cetakan ketiga dilengkapi dengan terjemahan. Pencetakan dilakukan oleh Lembaga Percetakan al-Qur'an (LPQ), Ciawi, Jawa Barat. Mushaf ini didistribusikan khususnya bagi warga Banten, dan tidak dijual di pasaran.

(Sekadar info: Biasanya, mushaf-mushaf indah kontemporer seperti ini diterbitkan oleh pemerintah daerah, sehingga tidak dijual, dan masyarakat luas tidak mudah memilikinya. Mushaf beriluminasi sejenis ini yang dijual di pasaran, artinya tersedia di toko buku, adalah "Mushaf Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat" (lihat http://quran-nusantara.blogspot.com/2012/09/mushaf-karaton-ngayogyakarta-hadiningrat.html) seharga Rp140.000,- dan "Mushaf at-Tin" (http://quran-nusantara.blogspot.com/2012/08/mushaf-at-tin-1999-mushaf-ini-adalah.html) dalam pilihan ukuran besar, sedang, kecil, dan per juz, tersedia di Masjid at-Tin dan Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah).

Sabtu, 05 Januari 2013

99 naskah Qur'an dari Istanbul

Qur'an-Qur'an indah dari Istanbul

Buku berjudul Ninety-Nine Qur'an Manuscripts from Istanbul ini adalah karya M Ugur Derman, seorang profesor, dahulu kaligrafer, dan kini telah menulis beberapa buku tentang sejarah dan hal-hal lain terkait dunia kaligrafi Islam. Buku yang bisa dibilang mewah ini merupakan 'buku projek' yang penerbitannya didukung oleh 'Istanbul 2010 European Capital of Culture Agency' dan 'Turkpetrol Vakfi', terbit Desember 2010. Sayangnya, buku setebal 422 halaman ini dicetak terbatas dan tidak beredar di pasaran luas. Namun buku ini bisa dibeli di kantor Turkpetrol Vakfi, seharga, seingat saya, 170 TL (1 TL = ± 6000 rp). (Saya merasa beruntung sempat membelinya. Sebenarnya sempat mikir-mikir juga waktu mau membeli, tapi karena "kalau tidak sekarang maka tidak akan pernah", akhirnya saya beli.)
Buku ini diawali dengan pendahuluan berjudul 'Concerning the ninety-nine Qur'an manuscripts from Istanbul' yang berisi uraian singkat tentang pena, pisau penajam pena, kertas, tinta, dan kekhasan naskah-naskah Qur'an. Bab selanjutnya adalah 'Catalogue' yang merupakan pokok buku ini, yaitu kumpulan 99 karya masterpiece Qur'an dari para kaligrafer 'top-markotop' (bahasa apa ini?) Turki Usmani. Mushaf-mushaf indah itu adalah karya 88 kaligrafer selama lima abad, dimulai dari karya Syeikh Hamdullah (1429-1520) yang bergelar ra'is al-khattatin, hingga Hasan Riza Efendi (1849-1920). Di bagian akhir buku dilengkapi dengan daftar bibliografi, 'the artistic genealogies', dan indeks.