Berapa lamakah mencetak
Qur’an pada masa lampau?
Kita patut bersyukur bahwa dari kolofon (catatan naskah) Qur’an cetakan
tertua di Indonesia—dan juga di Asia Tenggara—kita bisa memperoleh informasi tentang jumlah cetak dan lama mencetak Qur'an pada zaman dahulu. Berapa lamakah?
Kolofon di akhir Qur'an dalam tulisan Jawi (Arab-Melayu).
Pada pertengahan abad ke-19, dengan teknik litografi, dalam 50 hari mampu menghasilkan 105 Qur’an. Jadi dalam satu hari bisa menghasilkan dua Qur’an tiga juz. Tentu ini jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan menulis Qur’an secara manual yang memakan waktu beberapa bulan untuk satu Qur’an (lihat: http://quran-nusantara.blogspot.com/2014/08/penyalinan-quran.html).
Qur’an cetakan Palembang ini selesai dicetak pada hari Senin, 21 Ramadan 1264 H (21 Agustus 1848 M). Dicetak oleh Ibrahim bin Husin asal Singapura, di percetakan milik Haji Muhammad Azhari bin Kemas Haji Abdullah. Ukuran naskah 30 x 20 cm, tebal 3 cm, 607 halaman. Setiap juz terdiri atas 20 halaman. Kolofon pada dua halaman akhir mushaf cetakan ini sangat lengkap:
Qur’an cetakan Palembang ini selesai dicetak pada hari Senin, 21 Ramadan 1264 H (21 Agustus 1848 M). Dicetak oleh Ibrahim bin Husin asal Singapura, di percetakan milik Haji Muhammad Azhari bin Kemas Haji Abdullah. Ukuran naskah 30 x 20 cm, tebal 3 cm, 607 halaman. Setiap juz terdiri atas 20 halaman. Kolofon pada dua halaman akhir mushaf cetakan ini sangat lengkap:
Halaman kedua kolofon.
Sebermula adalah mengecap Al-Qur'an al-‘Azim ini di atas
Paris-lithographique yakni di atas impitan batu dengan khat suratan faqir ila
Allahi ta’ala al-Haji Muhammad Azhari ibnu Kemas al-Haj Abdullah, Palembang
nama negerinya, Syafi’i mazhabnya, Asy’ari itikadnya, Junaidi ikutannya,
Sammani minumannya. Maka adalah yang mengerjakan cap ini Ibrahim ibnu Husain,
Sahab Nagur nama negerinya Singapura tempat kediamannya daripada murid tuan
Abdullah ibnu Abdulkadir Munsyi Malaka. Telah selesailah daripada mengecap dia
pada hari Senin duapuluh satu hari daripada bulan Ramadan atas rukyat negeri
Palembang pada hijrah Nabi – sallallahu ‘alaihi wa sallama – seribu dua ratus
enam puluh empat tahun 1264. Maka membetuli pada dua puluh satu hari bulan
Agustus tarikh Masehi seribu delapan ratus empat puluh delapan tahun (1848) dan
enam belas hari bulan Misra tarikh Kubti seribu lima ratus enam puluh empat
tahun (1564) dan sembilan hari bulan Ab tarikh Rumi dua ribu seratus lima puluh // sembilan tahun (2159) dan dua puluh empat hari bulan Isfandar mah tarikh Farsi
seribu dua ratus tujuh belas tahun (1217). Maka adalah banyak bilangan
Qur’an yang dicap itu seratus lima Qur’an. Maka perhimpunan mengerjakan dia
lima puluh hari, jadi di dalam satu hari dua Qur’an tiga juz, dan tempat
mengerjakan cap itu di dalam daerah negeri Palembang di dalam kampung tiga ulu
pihak kiri mudik kampung demang Jayalaksana Muhammad Najib ibnu almarhum demang
Wiralaksana Abdulkhaliq. Mudah-mudahan mengampuni Allah – subhanahu wa ta’ala –
bagi mereka yang menyurat dia dan yang mengerjakan dia dan yang membaca akan
dia dan bagi segala ibu bapak mereka itu dan segala muslim laki-laki dan
perempuan dan bagi segala ibu bapak mereka itu. Wa sallallahu ‘ala khairi
khalqihi sayyidina Muhammad wa alihi wa sahbihi wa sallam.
[Terima
kasih dan salam takzim untuk H. Abd Azim Amin, Palembang, pemilik Qur’an
bersejarah ini].
Artikel terkait:
- "Mushaf cetakan tertua di Nusantara": http://quran-nusantara.blogspot.com/2012/04/quran-cetakan-palembang-1854-kolofon.html
- "Qur'an cetakan Palembang 1854": http://quran-nusantara.blogspot.com/2012/04/quran-cetakan-palembang-1854-kolofon.html
- "Berapa lamakah menyalin Qur'an pada masa lampau?: http://quran-nusantara.blogspot.com/2014/08/penyalinan-quran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar