Cap kertas "Three Crescents". |
Untuk mengkaji suatu naskah, asal dan usia-nya perlu
diketahui terlebih dahulu, atau sekurang-kurangnya diperkirakan, sebelum
mengkaji aspek lainnya secara teliti. Sebab, suatu naskah atau teks tentu saja
tidak jatuh begitu saja dari langit. Naskah disalin pasti dalam ruang dan waktu historis tertentu – dalam konteks tertentu. Persoalannya, naskah-naskah Nusantara
kebanyakan tidak memiliki kolofon (catatan naskah) – entah karena memang tidak
ditulis oleh penyalinnya, atau karena naskahnya rusak dimakan waktu. Oleh karena itu,
perlu dicari berbagai cara untuk mengetahui asal dan usia naskah. Tentu saja
banyak cara untuk mengenali asal dan usia naskah, seperti dari bahasa (ini yang
paling mudah!), bahan, tulisan, jilidan, iluminasi, dan lain-lain, tergantung
ketersediaan informasi yang ada pada naskah yang dikaji. Karena mushaf Qur’an
dalam bahasa Arab, pengkaji mushaf sering menjumpai kesulitan untuk
mengidentifikasi asal dan usia mushaf. Nah, satu aspek lain yang bisa
ditambahkan dalam hal ini adalah kertas.
Ini sekadar cerita pengalaman. Di sebuah masjid di
Singaraja, Bali, saya pernah menjumpai sebuah Qur’an yang menurut petugas
masjid disalin oleh penulis setempat. Namun, berdasarkan kertasnya (didukung
oleh aspek-aspek lainnya), saya ‘yakin’ bahwa naskah tersebut berasal dari Aceh
– atau sekurang-kurangnya terkait dengan Aceh – bukan hasil salinan penulis
setempat. Kertas dengan cap Three
Crescents (tiga bulan sabit, gambar terlampir) banyak digunakan di Aceh.
Kertas asal Italia itu juga digunakan oleh masyarakat Jawi di Hijaz (orang Nusantara yang tinggal di jazirah
Arabia zaman dahulu).
Sementara itu, dalam mengkaji naskah, hendaklah kita tidak buru-buru
percaya kepada semua informasi yang tertulis di naskah. Di halaman depan sebuah
naskah di Palembang tercantum catatan pewarisan bertarikh 1277 H (1860).
Tetapi, melihat kertas naskahnya, dengan watermark J Honig & Zoonen (gambar terlampir), saya bisa ‘yakin’ bahwa
naskah tersebut jauh lebih tua. Cap kertas J
Honig & Zoonen digunakan di (beberapa) Qur’an Nusantara paruh kedua
abad ke-18, dan yang paling muda adalah salinan 1804 dari Bone (Gallop 2010).
Oleh karena itu, kita bolehlah berasumsi bahwa naskah dengan kertas J Honig & Zoonen disalin pada abad
ke18, atau awal abad ke-19 – bukan pertengahan atau akhir abad ke-19!
Cap kertas "J Honig & Zoonen". |
Namun kiranya di sini perlu buru-buru ditambahkan, bahwa cap
kertas J Honig & Zoonen mempunyai
dua variasi, yaitu ber-shadow dan
tanpa shadow. Yang dimaksud shadow ialah semacam bayangan di
sepanjang garis-garis vertikal kertas (chain
lines) (lihat gambar). Shadow
tersebut adalah ciri kertas eropa yang lebih lebih tua, yaitu abad ke-18 hingga
permulaan abad ke-19. Di samping itu, ada pula kertas dengan cap J Honig & Zoonen tanpa shadow. Diperkirakan, jenis ini lebih
muda, yaitu pertenghan atau akhir abad ke-19. (Maaf, kita belum menemukan
naskah bertarikh dengan cap J Honig &
Zoonen tanpa shadow yang bisa
dijadikan pegangan). Menurut Russell Jones, ahli kertas eropa, jenis tanpa shadow digunakan dalam naskah-naskah
Nusantara pada pertengahan hingga akhir abad ke-19. Perbedaan tersebut karena
adanya perubahan dalam teknologi pembuatan kertas eropa.
Meskipun identifikasi terhadap cap kertas (hampir) pasti ada
dalam katalog-katalog naskah Nusantara yang telah terbit, namun tampaknya belum
banyak – untuk tidak mengatakan ‘belum ada’ – pengkaji naskah yang mempelajari
dan mencoba mengklasifikasinya. Sangat mungkin, ada kecenderungan-kecenderungan
tertentu dalam penggunaan kertas, termasuk watermark-nya.
Bagaimanapun, perhatian terhadap hal
yang sering dianggap remeh ini penting, karena suatu teks perlu ‘dipastikan’
konteksnya: ruang dan waktu ketika ia hidup di masa lampau.
Artikel terkait:
- "Cap kertas 'Blauw & Briel": http://quran-nusantara.blogspot.co.id/2014/11/cap-kertas.html#more
- "Apa itu shadow pada kertas abad ke-18?": http://quran-nusantara.blogspot.co.id/2014/12/shadow-pada-cap-kertas.html#more
- "Cap kertas dan cap tandingan": http://quran-nusantara.blogspot.com/2019/12/kertas-eropa.html
- "Kertas/Alas Tulis": https://quran-nusantara.blogspot.com/2012/10/2-kertas.html
- "Watermark dan Countermark: Kapan Naskah Disalin?" : https://quran-nusantara.blogspot.com/2024/03/cap-kertas.html
- “Tiga Kertas ProPatria dalam Satu Mushaf”: https://quran-nusantara.blogspot.com/2024/03/cap-kertas.html
Sangat membenatu
BalasHapus