Inilah pohon aren (enau), biasanya tumbuh di lereng-lereng pegunungan. Buahnya bisa diolah menjadi kolang-kaling. Lidi aren sangat keras, sehingga pénanya cocok untuk menulis teks panjang seperti Qur'an - juga tentu saja naskah-naskah keagamaan lainnya. Jika lidinya kecil, dan tidak nyaman untuk menulis, disambung dengan tangkai pena yang lebih besar.
Lidi aren sebagai pena digunakan hingga sekitar tahun 1960-an. Ibu saya, kelahiran 1942, dulu di pesantren menggunakan pena itu. Tidak hanya di pesantren-pesantren di Indonesia, tetapi juga di Thailand Selatan! Seorang ibu tua di dekat masjid Telok Manok, Narathiwat, meriwayatkan bahwa di masa kecilnya ia menulis dengan pena lidi aren.Artikel terkait:
"Cava Kalemi: Lidi Aren": https://quran-nusantara.blogspot.com/2024/03/pena-jawi-1.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar