Qur'an kuno Nusantara pada umumnya -- mungkin sekitar 90%? -- ditulis di atas kertas yang diimpor dari Eropa. Oleh karena itu biasanya disebut "kertas Eropa", yang mencakup asal kertas dari Belanda, Inggris, Italia, dan mungkin sedikit Prancis. Namun sebagian Qur'an -- juga naskah-naskah keagamaan lainnya -- terutama di Jawa, Madura, dan Lombok, ditulis di atas dluwang (kertas tradisional dari kulit kayu). Masyarakat yang tidak mudah memperoleh akses kertas Eropa, seperti lingkungan pesantren, menyalin mushafnya dengan dluwang yang mereka produksi sendiri.
Berikut adalah foto-foto proses pembuatan dluwang (Sunda: daluang).