Singapura
Qur’an dan ‘njaluk banyu’ di
Masjid Ba’alwie
Tiga buah
Qur’an di bawah adalah koleksi keluarga habib Ba'alwie, Singapura, seperti yang dimuat dalam
buku Aksara: Menjejaki tulisan Melayu –
The passage of Malay scripts (Singapore: NLB, 2007) yang diterbitkan dalam
rangka pameran itu, berlangsung di Perpustakaan Nasional Singapura, 18 Januari
- 30 Juni 2007.
Rupanya
ketiga Qur’an di atas berasal dari Indonesia. Sebuah Qur’an dengan kertas dluwang
berasal dari Jombang, Jawa Timur, kemungkinan dari lingkungan pesantren.
Qur’an lainnya berasal dari Malang, Jawa Timur, dan sebuah Qur’an dengan cap
kertas bergambar bulan sabit berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat. Lima tahun lalu, ketika saya berkunjung ke masjid ini pada 2008, menurut pengakuan pihak keluarga, Ba’alwie mengoleksi lima Qur’an kuno. Namun pada waktu itu semuanya sedang dikonservasi, sehingga koleksi itu tidak bisa dilihat langsung.
Ba’alwie
tampaknya memang selalu mencari koleksi baru. Pada waktu saya berkunjung ke masjid
ini pun sempat ditanya, apakah saya mau menjual Qur’an, atau punya
informasi orang yang mau menjual Qur’an. Saya jawab bahwa saya tidak punya
informasi tentang itu.
Keluarga
Ba’alwie mempunyai perhatian besar terhadap tinggalan budaya Islam, dan itu
diwujudkan dalam berbagai koleksi benda budaya yang dipajang di masjid keluarga
ini. Koleksi yang diletakkan di balik kotak kaca di sekeliling dinding masjid sangat
beragam, di antaranya kamus, sastra Melayu, berbagai macam topi, pengait
kelambu, foto Sultan Pontianak, piagam penghargaan, foto-foto masa lalu Mekah,
parpor haji, koin dan uang kertas, kotak perhiasan, ‘tepak sireh’, rehal,
beberapa Qur’an dari berbagai negeri Islam, dan lain-lain. Pada waktu-waktu
tertentu masjid ini ramai dikunjungi umat Islam Singapura.
Pada waktu saya mengunjungi masjid ini, yang bersebelahan dengan rumah keluarga habib ini, saya melihat ada dua keluarga muda sedang “meminta air” kepada habib. Setelah sang habib membaca doa-doa di depan air kemasan itu, sang tamu pamit pulang seraya mencium tangan habib. Waktu itu saya berpikir, rupanya di Singapura yang maju ini, masih ada juga orang “njaluk banyu” – istilah di kampung saya dulu…
Pada waktu saya mengunjungi masjid ini, yang bersebelahan dengan rumah keluarga habib ini, saya melihat ada dua keluarga muda sedang “meminta air” kepada habib. Setelah sang habib membaca doa-doa di depan air kemasan itu, sang tamu pamit pulang seraya mencium tangan habib. Waktu itu saya berpikir, rupanya di Singapura yang maju ini, masih ada juga orang “njaluk banyu” – istilah di kampung saya dulu…
Qur'an dari Pontianak. (Foto: Repro)
Qur'an dari Jombang, Jawa Timur. (Foto: Repro)
Artikel terkait:
- Koleksi Kedai Seni 'Pusaka Melayu', Singapura: http://quran-nusantara.blogspot.com/2012/08/singapura-toko-seni-pusaka-melayu.html#more
- Qur'an cetakan Singapura: http://quran-nusantara.blogspot.com/2012/09/mushaf-cetakan-singapura.html
- Qur'an cetakan Singapura di Singaraja, Bali: http://quran-nusantara.blogspot.com/2012/04/bali-koleksi-masjid-agung-jami.html
Kembali Kepada al qur'an
BalasHapus